THE DESENSIVE

THE DESENSIVE

Hujan sore membasahi dedaunan pohon shihake di sebelah rumah.Bau tanah kering yang tersapu air hujan juga masih tercium.Untungnya sore itu Azka sudah meracik ramuan obat, jadi dia bisa langsung membaca buku yang didapatkannya dari Zein tadi.Halaman demi halaman dia buka.Ya tak heran jika ia tidak teringat untuk makan hanya demi membaca buku tentang ramuan itu,karena Zein bilang bahwa ada suatu misteri dalam buku itu yang sampai sekarang belum dapat dipecahkan.Azka ialah anak tabib yang terkenal di desanya.Tak heran bila banyak warga desa yang datang ke rumahnya untuk berbagai pengobatan.

“Ha?siapa ini,Shyendi Merker?”tanya dia yang terkejut saat melihat sebuah kalimat yang menyatakan bahwa Shyendi Merker ialah seorang tabib terkenal.Dilihatnya biodata tabib itu di samping halaman buku itu.Entah kemasukan jin apa,tiba-tiba terbesit di hatinya ingin menemui tabib itu.Dia ingin memastikan bahwa Shyendi Merker ialah seorang tabib atau bukan.Hal ini dikarenakan buku itu juga menceritakan bahwa Shendy membuat ramuan yang bahan-bahannya juga tak lazim.Entah karena dia hanya tak tahu tentang ramuan itu atau ada hal lain yang ditutupi dari buku itu.

Besoknya….

“Zein!Kamu lihat tidak Fritan sama Nepa ?”tanya Azka dengan suaranya yang melengking itu.

“Ooooh,kalau Fritan lagi ngapelin kudanya ,nah kalau Nepa lagi desain penemuan barunya itu,”jawab Zein sambil tertawa.

“Oh ya lo bisa nggak panggilin Fritan sama Nepa?”tanya Azka.

“Keo bos,”jawab Zein.

Tak lama kemudian datanglah Fritan dan Nepa.

“Aduh ada apa sih Ka?Ini lagi,orang lagi ngelus kuda eh manggilin gue,ya ditendang deh bokong gue ama kuda,”kata Fritan dengan muka cemberut.

“Ada apa Ka ?”tanya Nepa penasaran.

“Liburan ini kita jalan- jalan yuk,”kata Azka.

“Kemana ?”tanya Fritan dan Zein serempak.

“Ke Desa Sensin.Disana ada festival Haloween dan juga ada satu lagi ,”jawab Azka tak lengkap.

“Jangan bilang kalau kamu mau membuktikan siapa Shendy Merker itu,”kata Zein.

“Sebenarnya itu juga misi aku.Ayolah aku sangat butuh bantuan kalian.Kalian pasti tidak mau kan kalau orang-orang disana keracunan gara-gara ramuan itu ?”jelas Azka .

“Ya iyalah !”seru Fritan,Zein,dan Nepa serempak.

“Desensive!”seru Fritan semangat sambil mengangkat tangannya sejajar dada.

“Apaan lagi tuh desensive ,kalau d’masiv gue juga tahu uhh kuno,”jawab Nepa nyolot.

“Ini nih gitu aja nggak tahu.Itu tuh kepanjangan dari detective expensive gitu!”sambil mengejek.

“Ya udah deh terserah lu lah Fritan ,capek ngomong sama lu.Layanin lu ngomong itu sama aja bikin amandel gue tambah bengkak!”seru Nepa.

Keesokan harinya mereka sepakat untuk berangkat ke Desa Sensin menggunakan kereta kuda milik Fritan .Setelah seharian menempuh perjalanan akhirnya sampailah mereka di Desa Sensin.Hilir mudik kendaraan seperti tak memberi spasi lagi bagi kereta mereka untuk lewat.Akhirnya Zein memilih jalan yang lain.Suasana ini sangat tidak biasa karena Azka dan teman-temannya juga pernah kesana tapi keadaannya tidak seramai ini ,apalagi ditambah dengan festival Haloween.Disana mereka menginap di rumah pamannya Azka.Rumah yang cukup besar dan berdinding ukiran kayu khas desa itu.

“Horee akhirnya sampai juga!Besok kita pergi ke menara Heigan yuk !”seru Fritan sambil berdiri di depan teras rumah pamannya Azka dengan menjinjing tasnya.

“Ya iyalah kan disini kita mau berlibur Fritan.Yuk masuk dulu pasti bibi sudah memasak makan yang lezat di dalam.Let’s go!”jawab Azka dengan semangat.

Makan malam sudah tiba,bibi menghidangkan sup ayam lezat untuk menghilangkan rasa capek kami setelah seharian melakukan perjalanan.

“Wah masakan bibinya Azka memang top bingit deh ,”kata Fritan.

“Bener tuh buktinya Fritan aja sampai makan tulang ayamnya!”kata Zein sambil tertawa terbahak-bahak.

Lantas semua yang berada di ruang makan itu ikut tertawa juga.

Keesokan harinya mereka melihat orang-orang berperilaku aneh disana.Ketika mereka menanyakan kepada warga disana mereka hanya diam dengan tatapan yang sinis kepada mereka.

“Mau kemana kalian?”tanya seorang laki-laki tua dengan nada sinis yang berdiri di depan pintu menara.

“Oh kami mau foto-foto saja di menara ini pak,”jawab Zein.

“Oh tapi jangan sampai kemalaman ya kalian disini,”kata lelaki itu.

“Oh ya pak,”jawab Nepa dengan senyum terpaksa.

Satu demi satu anak tangga mereka naiki dan entah berapa lukisan juga yang mereka lihat.Tiba-tiba mereka terkejut melihat seorang gadis yang sedang melakukan ritual disana.

“Apa yang kamu lakukan disini ?”tanya Azka .

“Siapa kamu?”tanya gadis itu.

“Aku Azka ini teman-temanku Zein,Nepa,dan Fritan,”jelas Azka.

“Aku Syerli,aku disini sedang ritual buat nanti malam.Aku coba untuk memusatkan pikiranku agar aku mendapat petunjuk,”jelas wanita itu.

“Maksudmu?”tanya Zein.

“Aku sedang mencari suatu buku dan jika buku itu dipegang oleh orang yang salah,aku tak tahu apa yang akan terjadi.Jika kalian mau keatas menara mari saya temani,”kata Syerli dengan senyum manisnya.

Terakhir mereka tertarik dengan lukisan seorang gadis yang membawa buku.Selain menggambarkan rupa gadis yang cantik,lukisan itu juga menggambarkan keasrian desa itu 300 tahun yang lalu walau perbedaannya tidak terlalu mencolok tapi terlihat kondisi menara di belakang lukisan gadis itu yang masih berdinding mulus.

“Eh kenapa lu lepas lukisan itu?”tanya Fritan ketika melihat Zein melepas lukisan itu.Akan tetapi Zein tetap acuh tak acuh .

“Apa ini ?”tanya Zein sambil melihat kertas yang berada di belakang tulisan itu.

“Tepat pada malam hari terakhir bulan yang terdiri dari 28 hari ,keajaiban akan terjadi entah itu buruk atau tidak.Semuanya ada ditangan kalian.Letakkan cermin berhadapan dengan menara di sebelah menara ini.Usahakan semuanya dengan kemiringan 45 derajat agar sinar bulan nanti malam tertuju pada satu titik di tanah.”kata Zein sambil membaca kertas itu.

“Apa maksudnya semua ini?”tanya Azka keheranan.

“Lebih baik kita tunggu saja,”jawab Nepa sok berani.

“Nanti malam ialah malam terakhir bulan Februari dan bulan nanti malam ialah bulan purnama.Semua kekuatan dan roh-roh berkumpul nanti malam .Kita harus bersama-sama mencari buku itu,karena dengan buku itulah kita bisa merubah orang-orang disini seperti semula.Aku merasakan ada seseorang yang sudah meracuni penduduk disini.Tidak mungkin Tuan Van Berg yang meracuni dengan ramuannya sendiri.Tapi …”memotong pembicaraan saat dirinya melihat seseorang sedang mengintai mereka.Ternyata tuan Van Berg yang berlari meninggalkan mereka.

“Oh ,jadi lelaki yang kita jumpai itu tuan Van Berg,”kata Nepa.

“Jangan-jangan ,ah tak mungkin ,” kata Syerli.

“Kenapa?”tanya Zein.

“Oh, ti-tidak,lebih baik kalian singgah ke rumahku dulu untuk makan malam,nanti kalian bisa ikut denganku buat nanti malam ,karena aku sangat membutuhkan kalian untuk menyelamatkan penduduk disini,”jawab Syerli.

“Oh ya terima kasih.Pasti kami akan membantu kalian,”jawab Azka sambil menyalami tangan Syerli.

Sesudah makan malam ,mereka berangkat lagi menuju menara tadi.Tepat jam 23.30 cermin tersebut dipantulkan,dan benar itu menuju pada suatu titik tepat ditengah lapangan di dekat menara itu.Lalu mereka langsung menggali dan menemukan buku itu.Saat itu juga datang sesosok bayangan dan tiba-tiba merampas buku itu.Ternyata itu ialah tuan Van Berg.

“Gawat,ayo cepat ambil buku itu!”seru Syerli.

“Wahai Syendi Merker,penguasa kegelapan jagad raya.Bangkitlah kau dari tidur panjangmu!Jangan biarkan sedikitpun partikel kebaikan ada di muka bumi ini!”teriak Van Berg sambil membaca mantra.Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap ,angin pun bertiup kencang dan berputar pada satu titik tepat ditengah lapangan itu.Sinar rembulan tadi kemudian lenyap seketika.Kemudian munculah Syendy Merker dengan rupa sesungguhnya.Mereka seketika terkejut bahwa Syendi itu bukanlah tabib melainkan penyihir.Buku itupun terbang ke tangan Syendi.

“Cepat!Hentikan dia !”teriak Zein sambil berlari kearahpenyihir itu.Azka dan Nepa juga berlari sedangkan Fritan mencoba untuk mengamankan Syerli dari serangan penyihir itu karena dia ialah keturunan ke-13 penyihir Sensin yaitu penyihir yang memiliki aliran yang positif.Dia adalah kunci dari semua ini.Setelah mengamankan Syerli dia pergi menunggang kudanya yang dibawanya tadi kearah penyihir itu.Sementara ketigatemannya yaitu Azka,Nepa,dan Zein tubuh mereka sudah dililit akar pohon yang sudah disihir penyihir tadi.

“Hiaaaaaa awas saja kamu penyihir!”seru Fritan seperti mau perang layaknya di film.Saat sudah di depan wajah penyihir itu,”Stop!”kata Fritan sambil menempelkan coretan kertas layaknya penangkal Vampir di dahi penyihir itu.

“Kurang ajar,”seru penyihir itu murka.

“Kok nggak diem sih?Padahal kalau di film itu hantunya langsung diem ya(sekitar satu menit berpikir)oh iya inikan bukan vampir.

“Fritan!Jangan lupa bukunya!”seru Azka.

“Oh iya yah,”kata Fritan yang terkadang bertingkah sepeti anak kecil.Kembali lagilah dia kearah penyihir itu setelah ia berkuda menjauhi penyihir tadi.Dengan gerakan yang cepat ia mengambil buku itu dan membawanya ke Syerli.

“Sorry yah,”kata Fritan dengan mengejek.Sampailah buku itu ke Syerli dan dia mulai membaca mantranya.

“Wahai penguasa kegelapan!Kembalilah kau keasalmu dan biarkan kebaikan memenangi kejahatan .Kekuatan suci bangkitlah!”teriak Syerli .Seketika itu buku itu terbuka sendiri dan kemudian membesar dan membentuk lubang di tengahnya.Kemudian arwah Syendi Merker masuk bersamaan Van Berg.Seketika itu juga mereka terkejut melihat buku itu terbakar disambar petir .Terbebaslah Azka dan kawan-kawannya dari sihir itu.gambar buku

“Kerja bagus kawan,”kata Zein kepada Syerli.

“Dan kerja bagus juga Fritan.Kamu sudah berani tadi walau …”kata Syerli sambil menahan tawa.

“Apa sih?”tanya Fritan dengan kesal.

“Ya apalagi kalau bukan tingkah konyolmu!”seru Zein sambil tertawa terbahak-bahak.Azka dan teman-temannya semua ikut tertawa juga melihat raut wajah Fritan yang sok lugu.

THE END

Categories: Tak Berkategori | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.